Selasa, 27 Desember 2011

Puasa

Orang boleh tidak berpuasa

Orang yang boleh tidak berpuasa (berbuka puasa) karena hal-hal sebagai berikut:
  1. Bepergian jauh, orang yang sedang bepergian jauh untuk kepentingan yang baik( bukan maksiat) boleh berbuka puasa. 
  2. Orang sakit, yaitu apabila orang tersebut bila puasa tidak kuat atau menambah sakit. 
  3. Orang sedang hamil, yaitu perempuan yang sedang hamil atau menyusui jika takut menyengsarakan dirinya, maka ia boleh berbuka puasa. 
  4. Orang tua pikun (lanjut usia) baik laki laki maupun perenpuan.



Sunah Dalam Puasa

Hal hal yang disunahkan dalam pelaksanaan puasa adalah:

1. Menyagerakan berbuka bila telah nyata terbenam matahari. Oleh karena itu makruh hukumnya melambatkan berbuka dengan sengaja dan memandang hal itu sebagai kebaikan. Nabi saw biasanya berbuka lebih dahulu sebelum shalat maghrib.

2. Melambatkan makan sahur : Orang yang akan puasa disunahkan makan pada waktu sahur sebab makan sahur itu membawa berkat.tuntutan makan sahur itu , walaupun sedikit.

Waktu untuk makan sahur itu mulai sejak tengah malam. Akan tetapi, agar lebih kuat menjalankan puasa, seseorang disunahkan melambatkan makan sahurnya ke penghujung malam, selama tidak timbul keraguan bahwa fajar tidak terbit. Melambatkan makan sahur ini, didasarkan atas anjuran dan amal yang biasa dilakukan oleh rasulullah saw.[1]

Selain itu juga disunahkan meninggalkan syahwat yang tidak membatalkan puasa seperti: mecium wangi wangian sebab tidak sesuai dengan hikmah puasa; Berbekam sebab dapat melemahkan diri; dan mencicipi makanan karena dikuatirkan akan tertelan. Juga disunahkan mandi junub sebelum fajar, agar ia suci sejak awal puasanya, memperbanyak membaca dan memudarasah al-Quran khususnya pada bulan ramadhan, dan iktikaf pada sepuluh hari yang terakhir dari bulan ramadhan seperti yang biasa dilakukan oleh Nabi saw.

Hikmah Berpuasa

Kebanyakan diantara kita telah melekat anggapan bahwa berpuasa itu membebani, baik secara fisik maupun secara psikis. Kondisi yang kita anggap cocok dan bermanfaat untuk kehidupan kita sehari hari adalah kondisi tidak berpuasa, sedangkan puasa adalah kondisi diluar kbiasaan yang bersifat tambahan. Salah faham ini sebenarnya semata mata karena kita tidak tahu bahwa semua ibadah puasa itu sangat bermanfaat buat menyeimbangkan kembali kondisi kehidupan kita.

Puasa kita adalah sebuah kewajiban yang bukan keterpaksaan. Jika kita tidak pernah melakukan puasa sepanjang hidup, maka bisa dipastikan kita bakal mengalami problem dalam kesehatan yang bersifat fisik maupun psikis. Ada sebuah penelitian sangat menarik yang dilakukan oleh Dr. Paavo Airola, pakar Nutrisi Biokimiawi dari Finlandia.[2] Dia mengatakan bahwa stres yang terjadi pada seseorang secara berkepanjangan bisa menyebabkan daya tahan tubuhnya menurun, menunjukan ia akan mudah terserang penyakit. Dari penelitianya ia menyimpulkan, jika seseorang bekerja terus menerus tanpa beristirahat yang cukup, selama beberapa pekan maka badanya bakal mengalami stress yang berlebihan. Jika tidak segera menyeimbangkan tekanan itu bisa dipastikan daya tahan tubuhnya baal menurun, bisa dipastikan ia akan mudah terserang penyakit.

Puasa adalah ketundukan, kepatuhan, dan keta'atan kepada Allah swt., maka tiada balasan bagi orang yang mengerjakannya kecuali pahala yang melimpah-ruah dan baginya hak masuk surga melalui pintu khusus bernama 'Ar-Rayyan'. Orang yang berpuasa juga dijauhkan dari azab pedih serta dihapuskan seluruh dosa-dosa yang terdahulu. Patuh kepada Allah Swt berarti meyakini dimudahkan dari segala urusannya karena dengan puasa secara tidak langsung kita dituntun untuk bertakwa, yaitu mengerjakan segala perintahnya dan menjauhi larangannya. Sebagaimana yang terdapat pada surat Al-Baqarah: 183, yang berbunyi ;"Hai orang-orang yang beriman diwajibkan bagi kamu untuk berpuasa sebagaimana orang-orang sebelum kamu, supaya kamu bertakwa". Berpuasa juga merupakan sarana untuk melatih diri dalam berbagai masalah seperti jihad nafsi, melawan gangguan setan, bersabar atas malapetaka yang menimpa. Bila mencium aroma masakan yang mengundang nafsu atau melihat air segar yang menggiurkan kita harus menahan diri sampai waktu berbuka. Kita juga diajarkan untuk memegang teguh amanah Allah swt, lahir dan batin, karena tiada seorangpun yang sanggup mengawasi kita kecuali Ilahi Rabbi.
Adapun puasa melatih menahan dari berbagai gemerlapnya surga duniawi, mengajarkan sifat sabar dalam menghadapi segalaa sesuatu, mengarahkan cara berfikir sehat serta menajamkan pikiran (cerdas) karena secara otomatis mengistirahatkan roda perjalanan anggota tubuh. Lukman berwasiat kepada anaknya :"Wahai anakku, apabila lambung penuh, otak akan diam maka seluruh anggota badan akan malas beribadah". Dengan puasa kita diajarkan untuk hidup teratur, karena menuntun kapan waktu buat menentukan waktu menghidangkan sahur dan berbuka. Bahwa berpuasa hanya dirasakan oleh umat Islam dari munculnya warna kemerah-merahan di ufuk timur hingga lenyapnya di sebelah barat. Seluruh umat muslim sahur dan berbuka pada waktu yang telah ditentukan karena agama dan Tuhan yang satu. Begitupun juga menumbuhkan bagi setiap individu rasa persaudaraan serta menimbulkan perasaan untuk saling menolong antar sesama. Saling membahu dalam menghadapi rasa lapar, dahaga dan sakit. Disamping itu mengistirahatkan lambung agar terlepas dari bahaya penyakit menular misalnya. Rasulullah Saw bersabda, "Berpuasalah kamu supaya sehat". Seorang tabib Arab yang terkenal pada zamannya yaitu Harist bin Kaldah mengatakan bahwa lambung merupakan sumber timbulnya penyakit dan sumber obat penyembuh".

Tiada diragukan kita dapati jihad nafsi, menyelamatkan dari segala aroma keduniaan dalam menahan hawa nafsu. Seperti yang dikatakan Rasulullah Saw,:
"Wahai pemuda/i, barang siapa yang telah memenuhi bekal, bersegeralah kawin, sesungguhnya itu dapat menahan dari penglihatan dan menjaga kemaluan. Dan barang siapa belum memenuhi maka berpuasalah, sesungguhnya itu adalah penangkalnya".




Nasution, lahmudin, fiqh 1, logos, jakarta, 1999


Mustofa, Agus, Untuk apa berpuasa, Padma press, Surabaya, 2004.