Shalat sunat rawatib adalah shalat yang mengiringi shalat fardhu lima waktu dalam sehari bisa dikerjakan sebelum dan sesudahnya. Tata cara pelaksanaan shalat sunat rawatib dapat dikerjakan sendiri-sendiri tidak berjama’ah, mengambil tempat shalat yang berbeda dengan tempat melakukan shalat fardhu, dilakukan dua rakaat dengan satu salam, dan tidak diawali dengan azan maupun qomat. Shalat sunat rawatib bisa berfungsi untuk menambah dan menyempurnakan kekurangan dari shalat fardhu.
Adapun jumlah rakaat dan waktunya berdasarkan tinjauan lima mazhab sebagai berikut:
1. Mazhab Syafi’iyyah
1.1Dua rakaat sebelum Subuh.
1.2. Dua rakaat sebelum Dzuhur.
1.3. Dua rakaat sesudah Dzuhur.
1.4. Dua rakaat sesudah Magrib.
1.5. Dua rakaat sesudah Isya’.
1.6. Satu rakaat witir.
2. Mazhab Malikiyah
2.1. Tidak ada batas baik sebelum atau sesudah shalat fardhu.
2.2. Yang utama yaitu:
2.2.1. Empat rakaat sebelum Dzuhur.
2.2.2. Enam rakaat sesudah Maghrib.
3. Mazhab Hambaliyah
3.1. Dua rakaat sebelum Subuh.
3.2. Dua rakaat sebelum Dzuhur.
3.3. Dua rakaat sesudah Dzuhur.
3.4. Dua rakaat sesudah Maghrib.
3.5. Dua rakaat sesudah Isya’.
4. Mazhab Hanafiyah
Mazhab Hanafiyah membagi shalat sunnat menjadi sbb:
4.1. Shalat Sunnat Masnunah adalah shalat sunnat yang banyak
dikerjakan oleh Nabi dan Khulafa al-Rasyidin yang terdiri dari:
4.1.1. Dua rakaat sebelum Subuh.
4.1.2. Empat rakaat sebelum Dzuhur.
4.1.3. Dua rakaat sesudah Dzuhur kecuali waktu Jum’at.
4.1.4. Dua rakaat sesudah Maghrib.
4.1.5. Dua rakaat sesudah Isya’.
4.2. Shalat Sunnat Mandubah adalah shalat sunnat yang
diperintahkan oleh Nabi namun jarang dikerjakan oleh Nabi
yang terdiri dari:
4.2.1. Empat rakaat atau dua rakaat sebelum Ashar.
4.2.2. Empat rakaat sesudah Maghrib.
4.2.3. Empat rakaat sebelum Isya’.
4.2.4. Empat rakaat sesudah Isya’.
5. Mazhab Imamiyah
Shalat sunnat rawatib dalam mazhab imamiyah berjumlah 35 rakaat
sehari yang terdiri dari:
5.1. Delapan rakaat sebelum Dzuhur.
5.2. Delapan rakaat sebelum Ashar.
5.3. Empat rakaat sebelum Maghrib.
5.4. Dua rakaat setelah Isya’ disebut shalat al watirah. Shalat al
watirah adalah shalat dua rakaat setelah isya’ dikerjakan
sambil duduk namun hanya dihitung satu rakaat.
5.5. Delapan rakaat shalat malam.
5.6. Dua rakaat shalat syafa’at.
5.7. Satu rakaat shalat witir.
5.8. Dua rakaat shalat fajar.
Berdasarkan hal tersebut, shalat fardhu dan shalat sunnat dikalangan mazhab imamiyah dalam sehari berjumlah 51 rakaat. Bila tanpa shalat witir hanya berjumlah 50 rakaat, ini sesuai perintah Allah Swt terhadap Nabi Saww ketika Mi’raj. Pelaksanaan shalat sunnat dilakukan dua rakaat dengan satu tasyahhud dan satu salam seperti shalat Subuh. Kecuali shalat witir hanya satu rakaat dengan satu tasyahhud dan satu salam. Namun dalam safar, seluruh shalat sunat menjadi gugur kecuali shalat sunat empat rakaat sesudah maghrib tidak boleh ditinggalkan.
Jadi perbedaan jumlah rakaat dan waktu shalat sunat rawatib dalam mazhab Ahlussunnah dan Syi'ah sebagai rahmat dan kemudahan bagi umat Islam karena memperkaya khazanah ilmu-ilmu keislaman yang kesemuanya bermuara pada Al-Quran dan As-Sunnah. Perbedaan pendapat tersebut tidak perlu menimbulkan perpecahan di kalangan umat mutaakhkhirin terutama para pengikut mazhab tsb. Sudah saatnya para pengikut mazhab saling menghormati pendapat mazhab lain dan tidak merasa paling benar sendiri. Seluruh pengikut mazhab sama-sama berkewajiban mencitrakan Islam sebagai rahmatan lil'alamin.