Jumat, 30 Desember 2011

Program Kelompok Belajar

  Penyelenggaraan kelompok belajar merupakan salah satu bentuk realisasi bimbingan dan konseling di sekolah. Disamping dapat belajar secara individual, anak-anak sebaiknya juga belajar secara kelompok. Hal ini ada beberapa alasan mendasar mengapa belajar kelompok ini diselenggarakan. Perlu diingat bahwa tujuan dari pendidikan dan pengajaran yang tercantum dalam UU tentang Sistem Pendidikan Nasional yaitu UU No. 2 tahun 198 yang berbunyi:

Pendidikann Nasional bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantab dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.

Dengan kata lain bahwa tujuan pendidikan adalah membentuk orang yang mempunyai sikap atau attitude sosial yang baik, yang mampu bekerjasama dengan lingkungannya, mampu mengutamakan kepentingan umum dari pada kepentingan pribadi maupun golongan. Maka dari itu, tujuan pendidikan dan pengajaran di sekolahselain memberikan kecakapan, juga mempunyai tugas untuk mengembangkan sikap sosial anak.



B. Program Efektif, remedial

Belajar merupakan hal yang erat kaitannya dengan prinsip Ekonomi. Tegasnya, makin cepat seseorang belajar dengan prestasi yang sama, maka makin baiklah keadaan itu. Dengan demikian, pada belajar berlaku pula hokum efiensi. Makin cepat seseorang belajar dengan hasil yang sama maka akan semakin baik. Cara belajar yang demikian itulah cara belajar yang baik dan efisien.

Program remedial dimaksudkan untuk memberikan pengulangan palajaran yang dianggap sulit bagi anak. Program ini dimaksudkan agar anak dapat memperoleh hasil yang lebih maksimal dalam pelajaran tersebut.



C. Program Kotak Masalah

Mengenai kotak masalah ini Bimo Walgito mengemukakan sebagai berikut :
Kotak masalah sering pula disebut kotak tanya. Dasar pemikiran penyelenggaraan kotak masalah ini adalah untuk menampung masalah atau pertanyaan yang dihadapi oleh anak-anak yang lain dalam sekolah. Penyelenggaraan kotak masalah ini disamping bersifat kuratif juga bersifat prefentif serta bersifat korektif. Sehingga permasalahan yang timbul segera akan dapat dicarikan penyelesaiannya.

Pelaksanaannya, sekolah menyediakan kotak tertentu atau anak-anak lain dapat memasukkan hal-hal atau masalah-masalah yang menjadi persoalan. Pada waktu-waktu tertentu. Kotak itu dibuka oleh pembimbing atau guru pembimbing untuk dipelajari.

b. Program Persiapan Penjurusan

Penyelenggaraan usaha persiapan penjurusan ini khusus dianjurkan untuk anak-anak SMA yang akan dijuruskan. Berhubung dengan hal itu, suatu hal yang timbul ialah bagaimana usaha yang dapat dijalankan untuk membantu mengadakan penjurusan bagi anak-anak agar sesuai dengan minat, bakat serta kemampuanya. Untuk mengetahui minat siswa, dapat melalui angket.

Contoh angket

1. Nama Lengkap : …………………………………. No. induk:…………….

2. Tempat dan tanggal lahir : …………………………. Jenis Kelamin :……….

3. Alamat : ……………………………………………………………………

4. Kelas :………………….

5. Mata pelajaran apa yang paling menarik bagi anda :

a. Di SD :

b. Di SMP:

c. Di SMA:

6. Seingat Anda mata pelajaran apakah yang selau mendapat nilai tinggi?

a. Di SD :

b. Di SMP :

c. Di SMA :

7. Mata Pelajaran apakah yang menurut Anda mudah dipelajari saat ini?

8. Mata pelajaran apakah yang ingin anda perdalam?

9. Mata pelajaran apakah yang kelak akan sangat berguna bagi Anda? Mengapa?

………………………………………………………………………………………………………………………………

10. Kemana anda ingin melanjutkan sekolah?

………………………………………………………………………………………………………………………………



Angket II :

1. Matematika : SS S B KS TS
2. Fisika : SS S B KS TS
3. Biologi : : SS S B KS TS
4. Kimia : SS S B KS TS
5. Sosiologi : SS S B KS TS
6. Antropologi : SS S B KS TS
7. Ekonomi : SS S B KS TS
8. Sejarah : SS S B KS TS
9. Bahasa inggris : SS S B KS TS
10. Bahasa Arab : SS S B KS TS
11. Bahasa jepang : SS S B KS TS
12. Bahasa Indonesia : SS S B KS TS



Ket : SS : Sangat Suka

S : Suka
B : Biasa
KS : Kurang suka
TS : Tidak Suka



E. Program Papan BP

Penyelenggaraan papan bimbingan adalah merupakan suatu aspek untuk merealisasikan bimbingan penyuluhan di sekolah. Karena pada papan bimbingan anak-anak akan dapat melihat yang perlu diketahui oleh dirinya. Pada papan bimbingan ini bisa ditulis peraturan sekolah dan cara belajar yang baik. Dengan demikian anak dapat memperhitungkan kemungkinan yang dapat dilakukannya.



F. Program Problem Check List

Program checklist merupakan check list khusus mengenai masalah-masalah. Masalah yang menimpa individu harus segera diselesaikan agar tidak mengganggu individu tersebut.

Contoh :


NO urut

Macam

frekuensi

Rank

1

Ekonomi

4

2

2

Psikologi

6

1


3

Social

2

3


G. Program Konseling

Program Konseling adalah suatu program yang memberikan layanan khusus yang dimaksudkan untuk membantu individu dalam mengadakan penyesuaian diri. Program bimbingan itu menyangkut dua faktor, yaitu : 
  1. faktor pelaksana atau orang yang akan memberikan bimbingan dan 
  2. faktor-faktor yang berkaitan dengan perlengkapan, metode, bentuk layanan siswa-siswa, dan sebagainya, yang mempunyai kaitan dengan kegiatan bimbingan (Abu Ahmadi, 1977).

Adapun fungsi dari bimbingan dan konseling di sekolah yaitu :
  1. Pemahaman, yaitu fungsi untuk membantu peserta didik memahami diri dan lingkungannya. 
  2. Pencegahan, yaitu fungsi untuk membantu peserta didik mampu mencegah atau menghindarkan diri dari berbagai permasalahan yang dapat menghambat perkembangan dirinya. 
  3. Pengentasan, yaitu fungsi untuk membantu peserta didik mengatasi masalah yang dialaminya. 
  4. Pemeliharaan dan pengembangan, yaitu fungsi untuk membantu peserta didik memelihara dan menumbuh-kembangkan berbagai potensi dan kondisi positif yang dimilikinya. 
  5. Advokasi, yaitu fungsi untuk membantu peserta didik memperoleh pembelaan atas hak dan atau kepentingannya yang kurang mendapat perhatian. 
  6. Sedangkan prinsip dan Asas bimbingan dan konseling adalah sebagai berikut :
  • Prinsip-prinsip Bimbingan dan Konseling berkenaan dengan sasaran layanan, permasalahan yang dialami peserta didik, program pelayanan, serta tujuan dan pelaksanaan pelayanan. 
  • Asas-asas Bimbingan dan Konseling meliputi asas kerahasiaan, kesukarelaan, keterbukaan, kegiatan, kemandirian, kekinian, kedinamisan, keterpaduan, kenormatifan, keahlian, alih tangan kasus, dan tut wuri handayani.

Langkah-langkah Penyusunan Program Bimbinganperlu ditempuh langkah-langkah seperti dikemukakan oleh Miller yang dikutip oleh Rochman Natawidjaja dan Moh. Surya (1985) seperti berikut :
  1. Tahap Persiapan. Langkah ini dilakukan melalui survei untuk menginventarisasi tujuan, kebutuhan dan kemampuan sekolah, serta kesiapan sekolah yang bersangkutan untuk melaksanakan program bimbingan. Kegiatan ini dimaksudkan untuk menentukan langkah awal pelaksanaan program. 
  2. Pertemuan-pertemuan permulaan dengan para konselor yang telah ditunjuk oleh pemimpin sekolah. Tujuan pertemuan ini untuk menyamakan pemikiran tentang perlunya program bimbingan serta merumuskan arah program yang akan disusun. 
  3. Pembentukan panitia sementara untuk merumuskan program bimbingan. Panitia ini bertugas merumuskan tujuan program bimbingan yang akan disusun, mempersiapkan bagan organisasi dari program tersebut, dan membuat kerangka dasar dari program bimbingan yang akan disusun. 
  4. Pembentukan panitia penyelenggara program. Panitia ini bertugas mempersiapkan program tes, mempersiapkan dan melaksanakan sistem pencatatan, dan melatih para pelaksana program bimbingan untuk melaksanakan kegiatan tersebut



H. Program Psikoterapi Islami

Psikoterapi (psychotherapy) adalah pengobatan alam pikiran. Atau lebih tepatnya, pengobatan dan perawatan gangguan psikis melalui metode psikologis. Istilah ini mencakup berbagai teknik yang bertujuan untuk membantu individu dalam mengatasi gangguan emosionalnya. Dengan cara memodifikasi perilaku, pikiran, dan emosi, sehingga individu tersebut mampu mengembangkan diri mengatasi masalah psikisnya.

James P.Chaplin lebih jauh membagi pengertian psikoterapi dalam dua sudut pandang. Secara khusus, psikoterapi diartikan sebagai penerapan teknik khusus pada penyembuhan penyakit mental atau kesulitan-kesulitan penyesuaian diri setiap hari. Secara luas, psikoterapi mencakup penyembuhan lewat keyakinan agama, melalui pembicaraan informal atau diskusi personal dengan guru atau teman.

Pada pengertian ini, psikoterapi selain digunakan untuk penyembuhan penyakit mental, juga dapat digunakan untuk membantu, mempertahankan dan mengembangkan integritas jiwa, agar ia tetap tumbuh secara sehat dan memiliki kemampuan penyesuaian diri lebih efektif terhadap lingkungannya.

Tugas utama psikiater adalah memberi pemahaman dan wawasan yang utuh mengenai diri pasien, serta memodifikasi atau bahkan mengubah tingkah laku yang dianggap menyimpang. Oleh karena itu, boleh jadi psikiater yang dimaksudkan di sini adalah para guru, orangtua, saudara, maupun teman dekat, yang biasa digunakan sebagai tempat curahan hati dan memberi nasehat-nasehat kehidupan yang baik.

Menurut Carl Gustav Jung, psikoterapi telah melampaui asal-usul medisnya, dan tak lagi merupakan suatu metode perawatan orang sakit. Psikoterapi kini digunakan untuk orang yang sehat, atau pada mereka yang mempunyai hak atas kesehatan psikis yang penderitaannya menyiksa kita semua.

Berdasarkan pendapat Jung ini, bangunan psikoterapi selain digunakan untuk fungsi kuratif (penyembuhan), juga berfungsi preventif (pencegahan) dan konstruktif (pemeliharaan dan pengembangan jiwa yang sehat). Ketiga fungsi tersebut mengisyaratkan bahwa usaha-usaha untuk berkonsultasi pada psikiater, tak hanya ketika psikis seseorang dalam kondisi sakit. Alangkah lebih baik jika dilakukan sebelum datangnya gejala atau penyakit mental, karena hal itu dapat membangun kepribadian yang sempurna.

Banyak keguanaan dalam pengetahuan tentang psikoterapi. Pertama, membantu penderita dalam memahami dirinya, mengetahui sumber-sumber psikopatologi dan kesulitan penyesuaian diri, serta memberikan perspektif masa depan yang lebih cerah dalam kehidupan jiwanya. Kedua, membantu penderita dalam mendiagnosis bentuk-bentuk psikopatologi. Ketiga, membantu penderita menentukan langkah-langkah praktis dan pelaksanaan terapinya.

Diakui atau tidak, banyak orang yang sebenarnya telah mengidap penyakit jiwa, namun tak sadar akan sakitnya. Bahkan ia tidak mengerti dan memahami bagaimana seharusnya ia berbuat untuk menghilangkan penyakitnya. Karena itulah dibutuhkan pengetahuan tentang psikoterapi.



Bentuk dan Teknik Psikoterapi

Setelah mempelajari teks-teks al-Qur`an, Muhammad Abdul al-Aziz Al-Khalidi, membagi obat (syifâ`) dengan dua bagian: Pertama, obat hissi, yaitu obat yang dapat menyembuhkan penyakit fisik. Seperti berobat dengan air, madu, atau buah-buahan yang telah disebutkan dalam Al-Qur`an. Kedua, obat maknawi. Yaitu obat yang dapat menyembuhkan penyakit ruh dan kalbu manusia, seperti doa-doa dan isi kandungan dalam al-Qur`an.

Pembagian kategori ini didasarkan atas asumsi bahwa dalam diri manusia terdapat dua substansi yang bergabung menjadi satu. Yaitu jasmani dan ruhani. Masing-masing substansi memiliki Sunnah (hukum) tersendiri, yang berbeda satu dengan lainnya. Kelainan (penyakit) yang terjadi pada aspek jasmani, harus ditempuh melalui Sunnah pengobatan hissi, bukan dengan Sunnah pengobatan maknawi seperti berdoa. Tanpa menempuh Sunnah ini, maka kelainan yang ada tak akan sembuh.

Permasalahannya menjadi lain, jika yang mendapat kelainan itu berupa kepribadian (tingkah laku) manusia (personality disorder), seperti paranoid, schizoid, eksploisif, histerik, maupun anti sosial. Dan kepribadian merupakan produk fitrah nafsani (jasmani-ruhani). Dengan aspek ruhani sebagai esensinya, dan aspek jasmani menjadi alat aktualisasi. Karena kedudukan seperti ini, maka kelainan kepribadian manusia tak akan dapat disembuhkan dengan Sunnah pengobatan hissi, tapi harus dengan maknawi. Demikian juga, kelainan jasmani sering disebabkan oleh kelainan ruhani, dan cara pengobatannya pun harus dengan Sunnah pengobatan maknawi pula.



BAB III

PENUTUP


A. KESIMPULAN


Banyak program yang dapat dilaksanakan dalam praktik bimbingan konseling di sekolah. Beberapa diantaranya ialah program kartu pribadi, program check list, program bimbingan kelompok, program kotak masalah dan lain-lain. Program-program ini diharapkan dapat meningkatkan peranan BK dalam membantu siswa memperoleh bimbingan dan pada akhirnya dapat membantu meningkatkan potensi belajar siswa secara maksimal.

Program-program ini memiliki teknik, kelebihan dan kekurangan masing-masing. Perbedaan ini kemudian dapat dijadikan rujukan untuk kemudian dapat memilih satu atau lebih program yang paling tepat dalam membimbing siswa menuju potensi belajar maksimal mereka.


DAFTAR PUSTAKA



  • http://id.shvoong.com/social-sciences/counseling/2098757-program-bimbingan-dan-konseling-di// diakses tanggal 12 Maret 2011
  • http://majalahqalam.wordpress.com/artikel/psikoterapi-dalam-islam// diakses tanggal 12 Maret 2011
  • http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2010/02/03/evaluasi-program-bimbingan-dan-konseling-di-sekolah/ / diakses tanggal 12 MAret 2011
  • Bimo Walgito, Bimbingan dan Konseling. Yogyakarta: Andi, 2005.
  • Jumhur dan Moh. Surya. 1975. Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah. Bandung :CV ILMU.
  • Tim Dosen PPB. 1991. Bimbingan dan Konseling di sekolah. Yogyakarta Unit Percetakan IKIP Yogyakarata.