Jumat, 30 Desember 2011

Gambaran Perilaku

  1. Perilaku : respon yg timbul secara eksternal, dipengaruhi oleh stimulus lingkungan & dpt dikontrol secara primer oleh konsekuensi2nya 
  2. Perilaku dpt diamati, diukur, & observasi dicatat oleh diri sendiri maupun orang lain 
  3. Observasi bersifat subyektif dilakukan diri sendiri 
  4. Observasi bersifat obyektif dilakukan orang lain 
  5. alat komunikasi Perilaku yg ditampilkan : verbal dan nonverbal
Aplikasi Teoritis
i. penerapan modifikasi perilaku
modifikasi perilaku dpt diterapkan utk mengatasi beberapa masalah, diantaranya :

  • menurunkan tingkah laku merusak diri. 
  • merubah tingkah laku yg tdk diharapkan 
  • melatih orang tua, guru, sukarelawan & perawat agar lebih efisien dlm menjalankan perannya 
  • mengurangi tingkah laku maladaptif yg khusus : kurangnya kebersihan diri dll 
  • kontrol perilaku

2. strategi modifikasi perilaku

>sebelum memulai program, perawat harus melakukan hal-hal sbb :

  1. pengkajian dan mengumpulkan data tentang perilaku klien (adaptif/maladaptif), mengerti tentang arti menetapkan masalah : dan maksud dari perilaku yang klien tampilkan data merumuskan masalah 
  2. rencana intervensi :

hal-hal yang perlu dilakukan adalah :
  •  menetapkan tujuan/tingkah laku yang diinginkan dan gambaran hasil-hasil perilaku/kriteria hasil 
  • menentukan langkah awal utk mencapai tujuan 
  • menganalisa faktor pendukung yang ada dan orang-orang yg terlibat dlm terapi tsb   
  • menetapkan konsekuensi sebagai reward/punishment yang disetujui bersama klien.

Jenis konsekuensi diantaranya : uang, makanan reward materi, puji-pujian reward pengganti/surogate reward, dukungan di dalam group reward sosial, kesempatan melakukan aktifitas reward tingkah laku menetapkan langkah-langkah yangg spesifik dengan memperhatikan proses pembentukan tingkah lakumenyusun dan memilih jadual reinforcement dan punishment, seperti berikut :

penyusunan jadual reinforcement yaitu :respon perilaku yang tampak, jadual reinforcement interval : pemberian penguatan utk perilaku yang telah dibentuk dlm periode waktu tertentu

1)jadual reinforcement interval

jadual interval tetap : pemberian penguatan berdasarkan waktu yang stabil/tetap, contoh : setiap 30 menit, hari, minggu, bulan dsb.

karakteristik  : perilaku yg diinginkan meningkat sebelum akhir interval & akan menurun setelah diberi reinforcement ada kecenderungan meningkat secara bertahap sampai akhir interval jadual interval variasi : pemberian penguatan dengan jarak waktu yang bervariasi. karakteristik  : menghasilkan pembentukan perilaku yang tinggi dapat menurunkan perilaku secara bertahap

2) jadual reinforcement penampilan (performance)

jadual rasio tetap (fixed ratio) : membutuhkan sejumlah perilaku klien yang diharapkan untuk setiap kali reinforcement. contoh : setiap 5 perilaku yang ditampilkan akan diberikan 1 kali reinforcement. karakteristik : penampilan perilaku akan berkembang cepat dan relatif stabil, jadual rasio variasi (variabel ratio) : pemberian reinforcement untuk sejumlah perilaku yang banyaknya bervariasi.

contoh : 
reinforcement diberikan setelah 3, 7, 9, 15 perilaku yang ditampilkan, karakteristik : membentuk perilaku yang tinggi, perkembangannya kurang cepat, tingkat stabilitas tinggi pemilihan jadual reinforcement tergantung pada:
  • berat ringannya masalah : masalah yang mengancam dapat disusun jadual ratio tetap dengan jarak yang kecil & secara bertahap (rasio variasi) 
  • lamanya perilaku tsb diperlukan : jika perilaku hanya perlu dilakukan di rasa dapat digunakan jadual interval tetap dengan jarak interval pendek & interval variasi 
  • usia klien : pada anak-anak perubahan atau pembentukan perilaku lebih cepat menggunakan jadual rasio, interval tetap & variasi 
  • jumlah orang yg terlibat : secara umum membutuhkan lebih banyak orang karena perilaku yg ditampilkan dihitung

C. Terapi Perilaku

Terapi perilaku, berupaya untuk melakukan perubahan pada anak autistik dalam arti perilaku yang berlebihan dikurangi dan perilaku yang berkekurangan (belum ada) ditambahkan. Terapi perilaku yang dikenal di seluruh dunia adalah Applied Behavioral Analysis yang diciptakan oleh O.Ivar Lovaas PhD dari University of California Los Angeles (UCLA).

Dalam terapi perilaku, fokus penanganan terletak pada pemberian reinforcement positif setiap kali anak berespons benar sesuai instruksi yang diberikan. Tidak ada hukuman (punishment) dalam terapi ini, akan tetapi bila anak berespons negatif (salah/tidak tepat) atau tidak berespons sama sekali maka ia tidak mendapatkan reinforcement positif yang ia sukai tersebut. Perlakuan ini diharapkan meningkatkan kemungkinan anak untuk berespons positif dan mengurangi kemungkinan ia berespons negatif (atau tidak berespons) terhadap instruksi yang diberikan.

Secara lebih teoritis, prinsip dasar terapi ini dapat dijabarkan sebagai A-B-C; yakni A (antecedent) yang diikuti dengan B (behavior) dan diikuti dengan C (consequence). Antecedent (hal yang mendahului terjadinya perilaku) berupa instruksi yang diberikan oleh seseorang kepada anak autis. Melalui gaya pengajarannya yang terstruktur, anak autis kemudian memahami Behavior (perilaku) apa yang diharapkan dilakukan olehnya sesudah instruksi tersebut diberikan, dan perilaku tersebut diharapkan cenderung terjadi lagi bila anak memperoleh Consequence (konsekuensi perilaku, atau kadang berupa imbalan) yang menyenangkan.

Tujuan penanganan ini terutama adalah untuk meningkatkan pemahaman dan kepatuhan anak terhadap aturan. Terapi ini umumnya mendapatkan hasil yang signifikan bila dilakukan secara intensif, teratur dan konsisten pada usia dini.

Terapi perilaku sangatlah penting untuk anak-anak yang memilki kebutuhan khusus agar bisa beradaptasi dengan lingkungan dan masyarakat sekitar. Disini bukan hanya guru atau pengajar saja yang wajib mengajarkan metode ini, orang tua juga harus ambil bagian dalam pelaksanaan terapi ini. Terapi perilaku terdiri dari terapi wicara, terapi okupasi, dan terapi bersosialisasi

- terapi wicara
Bagi penyandang autisme speech delay, speech therapy adalah terapi yang penting karena mengalami gangguan berbicara dan kesulitan bahasa. Terapis harus mempunyai pengetahuan bagaimana berbicara dengan anak autis speech delay. Terapi ini berguna untuk memperbaiki kemampuan bebicara.

- terapi okupasi

Berkaitan dengan penanganan motorik halus yang kurang. Pada anak-anak ini diperlukan untuk memperbaiki koordinasi dan kemampuan ototnya. Misalnya memperbaiki otot tangan. Otot tangan berguna untuk menulis dan aktivitas mengengam. Terapi okupasi membutuhkan terapis yang ahli dibidang okupasi.

- terapi bersosialisasi

Agar perilaku dapat diterima oleh umum, dibutuhkannya kontak mata dan kepatuhan. Terapi ini berisi tentang pengenalan konsep atau kognitif melalui bahasa represif dan ekspresif. Kemudian diajarkan tentang tata krama dan peraturan.

Gangguan perilaku diatasi dengan terapi perilaku (behavioral). Tujuannya agar perilaku yang berlebihan dikurangi dan perilaku yang berkekurangan ditambahkan. Terapi perilaku yang dikenal di seluruh dunia adalah Applied Behavioral Analysis (ABA) yang diciptakan oleh O. Ivar Lovaas, PhD dari University of California Los Angeles (UCLA).

Terapi ini berupaya memberikan rewards positif jika anak merespons secara benar sesuai dengan instruksi yang diberikan. Jika responnya tidak positif, anak tidak mendapatkan hukuman melainkan tidak mendapatkan rewards positif. Terapi dilakukan untuk mengajari anak tentang aturan.