Selasa, 27 Desember 2011

hal2 yg membatalkan shalat


Shalat seseorang akan batal apabila ia melakukan salah satu di antara hal-hal berikut ini:

1. Makan dan minum dengan sengaja. Hal ini ber-dasarkan sabda Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wasallam "Sesungguhnya di dalam shalat itu ada kesibukkan tertentu." (Muttafaq 'alaih).

2. Berbicara dengan sengaja, bukan untuk kepentingan pelaksanaan shalat. "Dari Zaid bin Arqam radhiallaahu anhu, ia berkata, 'Dahulu kami berbicara di waktu shalat, salah seorang dari kami berbicara kepada temannya yang berada di sampingnya sampai turun ayat: 'Dan hendaklah kamu berdiri karena Allah (dalam shalatmu) dengan khusyu'(1), maka kami pun diperintahkan untuk diam dan dilarang berbicara." (Muttafaq 'alaih)

Dan juga sabda Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wasallam: "Sesungguhnya shalat ini tidak pantas ada di dalamnya percakapan manusia sedikit pun." (HR. Muslim)

Adapun pembicaraan yang maksudnya untuk mem-betulkan pelaksanaan shalat, maka hal itu diperbolehkan seperti membetulkan bacaan (Al-Qur'an) imam, atau imam setelah memberi salam kemudian bertanya apakah shalat-nya sudah sempurna, apabila ada yang menjawab belum, maka dia harus menyempurnakannya. Hal ini pernah terjadi terhadap Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wasallam , kemudian Dzul Yadain ber-tanya kepada beliau, 'Apakah Anda lupa ataukah sengaja meng-qashar shalat, wahai Rasulullah?' Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wasallam menjawab, 'Aku tidak lupa dan aku pun tidak bermaksud meng-qashar shalat.' Dzul Yadain berkata, 'Kalau begitu Anda telah lupa wahai Rasulullah.' Beliau bersabda, 'Apa-kah yang dikatakan Dzul Yadain itu betul?' Para sahabat menjawab, 'Benar.' Maka beliau pun menambah shalatnya dua rakaat lagi, kemudian melakukan sujud sahwi dua kali. (Muttafaq 'alaih)

3. Meninggalkan salah satu rukun shalat atau syarat shalat yang telah disebutkan di muka, apabila hal itu tidak ia ganti/sempurnakan di tengah pelaksanaan shalat atau sesudah selesai shalat beberapa saat. Hal ini berdasarkan hadits Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wasallam terhadap orang yang shalatnya tidak tepat:
"Kembalilah kamu melaksanakan shalat, sesungguhnya kamu belum melaksanakan shalat." (Muttafaq 'alaih). Lantaran orang itu telah meninggalkan tuma'ninah dan i'tidal. Padahal kedua hal itu termasuk rukun.

4. Banyak melakukan gerakan, karena hal itu bertentangan dengan pelaksanaan ibadah dan membuat hati dan anggota tubuh sibuk dengan urusan selain ibadah. Adapun gerakan yang sekadarnya saja, seperti memberi isyarat untuk menjawab salam, membetulkan pakaian, menggaruk badan dengan tangan, dan yang semisalnya, maka hal itu tidaklah membatalkan shalat.

5. Tertawa sampai terbahak-bahak. Para ulama se-pakat mengenai batalnya shalat yang disebabkan tertawa seperti itu. Adapun tersenyum, maka kebanyakan ulama menganggap bahwa hal itu tidaklah merusak shalat seseorang.

6. Tidak berurutan dalam pelaksanaan shalat, seperti mengerjakan shalat Isya sebelum mengerjakan shalat Maghrib, maka shalat Isya itu batal sehingga dia shalat Maghrib dulu, karena berurutan dalam melaksanakan shalat-shalat itu adalah wajib, dan begitulah perintah pelaksanaan shalat itu.

7. Kelupaan yang fatal, seperti menambah shalat menjadi dua kali lipat, umpamanya shalat Isya' delapan rakaat, karena perbuatan tersebut merupakan indikasi yang jelas, bahwa ia tidak khusyu' yang mana hal ini merupakan ruhnya shalat

Hal-hal yang membatalkan sembahyang menurut buku adalah:

1. Meninggalkan salah satu rukun atau memutuskan rukun sebelum sempurna dengan sengaja, umpama I’tidal sebelum sempurna ruku’.

2. Meninggalkan salah satu syarat. Seperti a. berhadats b. kena najis yang tidak dimaafkan,baik badan atau pakaian, sedangkan najis itu tidak dapat dibuangkan ketika itu juga, maka sembahyangnya tidak batal, dan c. terbuka aurat sedangkan tidak dapat ditutupkan ketika itu , kalau ketika itu juga dapat ditutupkan kembali, maka sembahyangnya tidak batal.

3. Dengan sengaja berkata-kata, dengan kata-kata yang biasa dihadapkan kepada manusia, walaupun kata-kata yang bersangkutan dengan sembahyang sekalipun, kecuali jika lupa. Rasulullah bersabda yang artinya sesungguhnya sembahyang itu tidak pantas disertai dengan percakapan manusia, yang layak dalam sembahyang ialah tasbih, takbir dan membaca qur’an. Riwayat Muslim dan Ahmad.

Orang yang tengah sembahyang hendak memberitahukan sesuatu kejadian karena amat penting (darurat), seperti memperingatkan imam, atau memperingatkan orang yang akan terjatuh, atau member izin kepada orang yang akan masuk kerumahnya.

4. Banyak bergerak. Melakukan suatu dengan tidak ada perlunya seperti bergerak tiga langkah atau memukul tiga kali berturut-turut. Kerena orang yang dalam sembahyang itu hanya disuruh mengerjakan yang bersangkutan dengan sembahyang saja, pekerjaan lain hendaknya ditinggalkan.

5. Makan atau minum. Keterangan sebagai keterangan no 4 dan keadaan makan dan minum itu sangat berlawanan dengan keadaan sembahyang.